اَلدَّ رْسُ الخَامِسَ عَشَرَ


الاَلِفُ : اَلنَّصَّ الأَسَاسِيُّ
حَرِيْقٌ هَائِلٌ
كَانَتِ السَّاعَةُ الوَاحِدَةُ فِي مُنْتَصَفِ الْلَيْلِ حِيْنَمَا اِسْتَيْقَظَ سَالِمٌ مِنْ نَوْمِهِ مَذْعُوْرًا وَنَادَى بِأَعْلَى صَوْتِهِ، يَا أَحْمَدُ اِسْتَيْقِظْ، أَيَا عَبْدَ اللهِ اِسْتَيْقِظْ، أَيَا فَاطِمَةَ اِسْتَيْقِظِيْ، هَيَّا نَائِمُوْنَ اِسْتَيْقِظُوْا جَمِيْعًا، إِنَّ الْفُنْدُقَ الَّذِيْ بِجِوَارِنَا يَحْتَرِقُ، وِالدُّخَانُ الْكَثِيْفُ يَمْلأَََََََُ الجَوَّ، وَإَنَّنَا لَنَكَادَ نَخْتِنَقُ.

نَزَلَ الجَمِيْعُ إِلَى الشَّارِعِ، وَأَقْبَلَ رِجَالُ اْلإِطْفَاءِ بِسَيَّارَاتِهِمْ، وَنَزَلَ الجُنُوْدُ، وَوَقَفَ الضَّابِطُ أَمَامَهُمْ يُرْشِدُهُمْ، وَقَالَ : يَاجُنُوْدِ اِسْتَمِعُوْا لِمَا أَقُوْلُ، يَا جُنْدِي أَنْزَلَ السَّلاََلَمَ، وَأَعَدَخَرَاطِيْمُ الْمَاءِ، ثُمَّ نَظَرَإِلَى جُنْدِيَيْنِ، وَقَالَ لَهُمَا : هَيَّا جُنْدَيَانِ اِذْهَبَا إِلَى قَارِعَةِ الطَرِيْقِ وَامْنَعَا النَّاسَ أَنْ يَتَقَرَبُوْا مِنَ الفُنْدُقِ.
ثُمَّ نَادَى الضَابِطُ : أَرِجَالَ الإِطْفَاءِ اِقْتَحِمُوْا الفُنْدُقَ، وَيَا حَامِلِي السُّلاَلَمَ ضَعُوْا السُّلاَلَمَ حَوَلَ الْفُنْدُقِ، وَيَا حَامِلِي الخَرَاطِيْمِ ضَعُوْا الخَرَاطِيْمَ فِي مُضْخَاتِ المَاءِ.
وَكَانَ جُنُدِيَانِ مِنْ جُنُوْدِ المُرُوْرِ قَدْ أَقْبَلاَ فِي سَيَّارَتِهِمَا، فَتَوَجَّهَ الضَّا بِطُ إِلَيْهِمَا وَقَالَ لَهُمَا : يَا جُنْدِ يْ المُرُوْرِ اِمْنَعَا السَّيَارَاتِ مِنَ الدُّخُوْلِ إِلَى شَارِعِالْفُنْدُقِ، فَحَمِلَ اَحَدَهُمَامُكَبِّرَ الصَّوْتِ وَنَادَى : يَامَاشِيَا اِبْتَعِدْ عَنِ الْحَرِيْقِ، يَا سَائِقَ السَّيَارَةِ اِحْبَثْ عَنْ طَرِيْقِ آخَرَ.
وَكَانَ النَّاسُ جَمِْيعًا يَكُوْ لُوْنَ : اَللَّهُمَّ يَا ذَا الرَّحْمَةِ اِرْحَمْنَاوَقِنَا هَذِهِ النَّارَ، يَاكَثِيْرَ الأَلطْافِ نِجَنَّا مِمَّانَخَافُ.
وَمَا هِيَ إِلاَّ سَاعَةً حَتىَّ أَخْمَدَتِ النَّارُ، وَخَرَجَ نُزَلاَءِ الفُنْدُقِ جَمِيْعًا سَالِمِيْنَ مُسْتَبْشِرِيْنَ. (اللغة العربية، الجزء الثاني، لعزالدين مصطفى)


Pelajaran ke 15
Kebakaran yang mengejutkan
Pada jam satu di pertengahan malam tatkala salim terbangun dengan keadaan terkejut seraya memanggil dengan suaranya yang sangat keras, Hai Ahmad bangunlah, Hai Abdullah bangunlah, juga Fatimah bangunlah, ayo bangun semua, tempat penginapan yang sebelah kita terbakar / kebakaran, dan asapnya yang tebal memenuhi udara, dan kami hampir tercekik.
Semua turun kejalan, dan kemudian datang para pemadam kebakaran beserta mobil-mobilnya, para pemadamnya pun turun, dan pemimpinnya / panglimanya berdiri didepan untuk membimbing ,mereka, kemudian berkata : wahai para tentara dengarkan apa yang aku katakan, hai tentara turunkan tangga, persiapakan sekarang selang air, kemudian dia melihat pada dua tentara dan berkata pada keduanya, ayo keduanya berangkat ketengah jalan dan larang orang-orang untuk mendekati tempat penginapan itu.
Kemudian panglima menyeru : para pemadam, siram tempat penginapannya! Dan yang membawa tangga simpan tangganya di sekitar tempat penginapan! dan yang membawa selang-selang simpan selang – selangnya ditangki air!.
Dan terbukti dua tentara dari para tentara yang memeriksa hendak menaiki kedua mobilnya, maka panglima menghadap pada keduanya dan berkata, Hai tentara larang mobil-mobil memasuki jalan tempat penginapan, maka salah satu dari mereka membawa pengeras suara dan menyeru : Hai para pengendara jauhi kabakaran, hai para supir mobil cari jalan yang lain.
Dan seraya manusia semuanya berkata dan berdo’a : Ya Allah yang memiliki rahmat, rahmatilah kami dan hindari kami dari api ini, Wahai yang banyak kebaikannya, selamatkanlah kami dari apa yang kami takuti.
Dan tidaklah kebakaran itu berlangsung melainkan satu jam sampai terpadamlah api mereka, Lalu para penghuni tempat penginapan itu keluar dalam keadaan selamat dan gembira / senang hati.


المُنَادَى
Munada

- اَلمُنَادَى اِسْمُ يَقَعُ بَعْدَ أَدَاةٍ مِنْ أَدْوَاتِ النِدَاء
Al-Munada adalah isim yang didahului kata-kata panggilan (yang biasa dikenal dengan istilah “huruf-huruf nida”)
- أَدْوَاتُ النِدَاء هي ياَ وَأياَ وَهياَ وَأيْ والهمزَةَ
هيا-ايا-آ-يا : adalah (المناداء)Kata yang dipergunakan untuk memanggil
- يُبْنِيْ المُنَادَي عَلَي مَا يَرْفَعُ بِهِ إِذَاكَانَ عِلْمًامُفْرَدًا أَوْنَكِرَةً مَقْصُوْدَةً فِيْ مَحَلِ نَصْبِ
Munada akan mabni rafa’ (tetap/tidak berubah) jika dalam bentuk ‘Alan Mufrad (nama orang tunggal) atau nakirah maqsudah. Pola ini menempati posisi nashab.
- يُنْصَبُ المُنَادَي إِذَاكَانَ مُضَافًا أَوْنَكِرَةَ غَيْرُ مَقْصُوْدَةَ
Munada akan dinashabkan jika pola kalimatnya idlafah atau nakirah gair maqsudah
- إِذَا دَعَا اْلإِنْسَانُ جَازَلَهُ أَنْ يَقُوْلَ : الَلَّهُمَ أَوْ يَاأَللهَ يَااَللهَ ياألله atau اللهم Untuk panggilan kepada Allah maka gunakan
اَ ْلأَمْثِلَةِ :
أَيْ فَاطِمَةُ اِسْتَيْقِظِيْ
Hai Fatihah bangun
أَياَ عَبْدَ اللهَ اِسْتَيْقِظِ
Apakah Abdullah sudah bangun
يَاسَائِقَ السَيَارَةِ اِبْحَثْ عَنْ طَرِيْقٍ آخَرَ
Wahai supir carilah jalan yang lain
يَارِجَالُ الحَرِيْقُ تَفْرَقُوْا
Wahai pemadam kebakaran berpencarlah kalian
يَا جِنْدِي المُرُوْرِ اِمْنَعَا السَيَارَاتِ مِنَ الدُخُوْلِ
Hai 2 satpam tolong jagalah mobil-mobil untuk masuk
يَاحَا مِلِي السَلاَلمَ َضَعُوْا اَلسَلاَلمَ َحَوْلَ الْفُنْدُقِ
Hai para pembawa tangga letakanlah tangga itu disekitar hotel
هَيَا جِنْدِيَانِ اِذْهَبَا إِلَى قَارِعَةِ الطَرِيْقِ
Hai dua satpam pergilah kalian ketengah jalan
هَيَانَائِمُوْنَ اِسْتَيْقُظُوْا
Hai orang-orang yang tidur bangunlah
يَا جِنْدِي أَئْزَلِ الْسَلاَلمَ َ
Hai pembantuku turunkan tangga


كَمَاقَالَ فِى كِتَابِ الْجُرْمِيَهْ
المُنَادَى خَمْسَةُ اَنْوَاعٍ :اَلمُفْرَدُالْعَلَمُ وَالنَكِرَةُ المَقْصُوْدَةُ وَالنَكِرَةُغَيْرُالمَقْصُوْدَةْ وَلمُضَافُ وَالمُشَبَهُ بِالمُضَافْ.
فَأَمَّا اْلمُفْرَدُالْعَلَمُ وَالنَكِرَةُ المَقْصُوْدَةُ فَيُبْنَيَانِ عَلَى الضَّمِ مِنْ غَيْرِ تَنْوِيْنٍ نَحُوْ يَازَيْدُ وَيَارَجُلُ.
وَالثَلاَ ثَةُ اَلْبَاقِيَةُ مَنْصُوْ بَةٌ لاَغَيْرُ.

Al-Munada itu dibagi menjadi lima macam
1. Munada Mufrod Alam
2. Munada Nakirah Maksudah
3. Munada Nakirah Ghoiru Maksudah
4. Munada Mudhof
5. Munada Syibhi Mudhof

1. Mufrod Alam yaitu kalimat yang kedudukannya menjadi munada yang tidak ada mudhof dan tidak diserupai dengan mudhof
Contoh seperti Lafadz : ياالله
2. Nakiroh Maksudah ialah kalimat yang ditentukan
Contoh seperti lafadz رَجُلٌ وَامْرَاَةٌ
Kalau dilihat dari kedua contoh tersebut, itu ditentukan
3. Nakirah Ghairu Maksudah
Contoh seperti Lafadz رَجُلٌ
Kalau dilihat dari contoh yang satu ini tidak ditentukan, seperti contoh yang umum yaitu lafadz يَارَجُلٌ خُذْبِيَدِى
Artinya wahai laki-laki ambilah dengan tanganmu.
4. Munada Mudhof
Sebagaimana dalam kitab Alfiah karangan Syah Ibnu Malik Al-Andalusi
وَالْمُفْرَدُ اْلمَنْكُوْرَ وَاْلمُضَافَا وَشِبْهَهُ انْصِبْ عَادِمًا خِلاَ فَا
Dan dimufrodkan yaitu nakirah maksudah dan munada mudhof dan munada syibhi mudhof nashabkanlah olehmu sebagaimana pendapat ulama.
Contoh seperti Lafadz غُلاَمُ زَيْدٍ
5. Munada Syibhi Mudhof
Contoh seperti Lafadz يَاطَا لِعًاجَبَلاً
Adapun Mudhof alam dan Nakirah Maksudah itu dimabnikan oleh dhommah dengan tanpa tanwin Contoh يَازَيْدُ وَيَارَجُلُ
Adapun huruf nida diantaranya yaitu : ياَ وَأياَ وَهياَ وَأيْ والهمزَةَ
Sebagaimana dalam kitab Alfiah karangan Syah Ibnu Malik Al-Andalusi
وَلِلْمُنَادَى النَاءِ اَوْكَالنَاءِ يَا * وَأَيْ وَآكَذَا أَيَا ثُمَّ هَيَا
وَاْلهَمْزَاةُ لْلِدَّانِى وَوَالِمَنْ نُدِبْ * أَوْيَا وَغَيْرُ وَالَدَىَ الْلَبْسِ اُجْتُنِبْ
Adapun bagi munada yang menunjukan ma’na jauh yaitu lafadz :
ياَ وَأياَ وَهياَ وَأيْ والهمزَةَ
Adapun Hamzah bagi munada yaitu menunjukan ma’na dekat itu disimpan seperti lafadz, ya, ketika keliru jauhilah hal tersebut.







DAFTAR PUSTAKA

Hadi Abdul, “Bahasa Arab“, UIN Sunan Gunung Djati, Bandung, 2007.
Ahmad Sayid Bin Sayid Zaini Dahlan, “Kitab Jurumiah”.
Ahmad Sayid Bin Sayid Zaini Dahlan, “Kitab Tasywikul Kholan”.
Syakh Ibn Malik Al-Andalusi, ”Kitab Al-Fiah”.

Related Articles :


Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Facebook

0 komentar:

Posting Komentar

 



"Terima kasih sudah berkunjung"

KUMPULAN ARTIKEL & HADIS-HADIS ROSULULLOH Copyright © 2010 LKart Theme is Designed by Lasantha