MACAM-MACAM ASBAB AN-NUZUL


1. Dilihat dari sudut pandang redaksi yang dipergunakan dalam riwayat
Asbab An-Nuzul
Ada dua jenis redaksi yang dipergunakan oleh perawi dalam mengungkapkan riwayat asbab an-nuzul, yaitu sharih (jelas) dan muhtamilah (kemungkinan). Redaksi sharih artinya riwayat yang sudah jelas menunjukkan asbab an-nuzul.
Contoh riwayat asbab an-nuzul yang menggunakan redaksi sharih adalah riwayat yang dibawakan oleh Jabir yang mengatakan bahwa orang-orang Yahudi berkata, “Apabila seorang suami mendatangi kubul istrinya dari belakang, anak yang lahir akan juling”.
Skema 1
Redaksi Periwayatan Asbab An-Nuzul

2. Dilihat dari sudut pandang berbilangnya Asbab An-Nuzul untuk salah satu ayat atau berbilangnya ayat untuk satu Asbab An-Nuzul
a. Berbilangnya Asbab An-Nuzul untuk satu ayat (Ta’addad As-Sabab wa Nazil Al-Wahid)
Bentuk variasi itu terkadang terdapat dalam redaksinya dan terkadang pula dalam kualitasnya. Untuk mengatasi variasi riwayat asbab an-nuzul dalam satu ayat dari sisi redaksi, para ulama mengemukakan cara sebagai berikut:
1. Tidak mempermasalahkannya
Cara ini ditempuh apabila variasi riwayat asbab an-nuzul ini menggunakan redaksi muhtamilah (tidak pasti). Variasi riwayat asbab an-nuzul ini tidak perlu dipermasalahkan karena yang dimaksud oleh setiap variasi itu hanyalah sebagai tafsir belaka dan bukan sebagai asbab an-nuzul. Hal ini berbeda bila ada indikasi jelas yang menunjukkan bahwa salah satunya memaksudkan asbab an-nuzul
2. Mengambil versi riwayat asbab an-nuzul yang menggunakan redaksi sharih
Cara ini digunakan bila salah satu versi riwayat asbab an-nuzul itu tidak menggunakan redaksi sharih (pasti).
3. Mengambil versi riwayat yang sahih (valid)
Cara ini digunakan apabila seluruh riwayat itu menggunakan redaksi sharih (pasti).
Sedangkan terhadap variasi riwayat asbab an-nuzul dalam satu ayat yang versinya berkualitas, para ulama mengemukakan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mengambil versi riwayat yang sahih
Cara ini diambil bila terdapat dua versi riwayat tentang asbab an-nuzul satu ayat, yang salah satu versi berkualiatas sahih.
2. Melakukan studi selektif (tarjih)
Langkah ini diambil bila kedua versi asbab an-nuzul yang berbeda-beda itu kualitasnya sama-sama sahih.
3. Melakukan studi kompromi (jama’)
Langkah ini diambil bila kedua riwayat yang kontradiktif itu sama-sama memiliki kesahihan hadis yang sederajat dan tidak mungkin dilakukan tarjih.
Skema 2
Variasi Periwayatan Asbab An-Nuzul
b. Variasi ayat untuk satu sebab (Ta’addud Nazil wa As-Sabab
Al-Wahid)
Terkadang suatu kejadian dapat menjadi sebab bagi turunnya dua ayat atau lebih. Dalam Ulumul Quran hal ini disebut dengan istilah Ta’addud Nazil Wa As-Sabab Al-Wahid (terbilang ayat yang turun, sedangkan sebab turunnya satu).


KATA PENGANTAR

Wahyu (Al-Qur’an dan Sunnah nabi) di turunkan kepada manusia sebagai panduan hidup, ia merupakan anugrah terbesar dari Allah untuk hamba-Nya, agar kehidupan sang hamba tidak melenceng dari tujuan penciptaannya, yaitu beribadah kepada Allah, dan Allah juga memberi anugrah berupa nalar, nalar di anugrahkan untuk membuat manusia agar bisa memahami ayat-ayat ciptaan-Nya.
Dan untuk memahami pesan Al-Qur’an sebagai suatu kesatuan adalah dengan mempelajarinya dalam konteks Latar Belakang di turunkannya Al-Quran atau yang sering di sebut ASBABU NUZUL.
Dan dalam pembuatan makalah ini, sengaja kami bahas tetang semua yang mencakup tentang segala sesuatu baik berupa cerita yang bisa menjadi penyebab di turunkannya Al-Qur’an.
Semoga apa yang kami bahas dalam makalah ini, dapat menjadi bahan atau objek untuk kita lebih dapat memahami lagi makna Al-Qur’an. Dan semoga kita tidak salah dalam mengarahkan atau memahami pesan-pesan Al-Qur’an !

Related Articles :


Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Facebook

1 komentar:

Posting Komentar

 



"Terima kasih sudah berkunjung"

KUMPULAN ARTIKEL & HADIS-HADIS ROSULULLOH Copyright © 2010 LKart Theme is Designed by Lasantha