tentang DASAR-DASAR FALSAFI AHWAL DAN MAQAMAT


Tinjauan analitis terhadap tasawuf menunjukkan bahwa para sufi dengan berbagai aliran yang dianutnya memiliki suatu konsepsi tentang jalan(thariqat) menuju Allah. Jalan ini dimulai dengan latihan-latihan rohaniah (riyadah), lalu secara bertahap menempuh berbagai fase, yang dikenal dengan maqam (tingakatan) dan hal (keadaan), dan berakhir dengan mengenal (ma’rifat) kepada Allah.tingkat pengenalan (ma’rifat) menjadi jargon yang umumnya banyak dikejar oleh para sufi. Kerangka sikap dan perilaku sufi diwujudkan melalui amalan dan metode tertentu yang disebut thariqat, atau jalan untuk menemukan pengenalan (ma’rifat) Allah.

Yang dimaksud dengan tingkatan (maqam) oleh para sufi jalan tingkatan seorang hamba dihadapan-Nya, dalam hal ibadah dan latihan-latihan (riyadhah) jiwa yang dilakukannya. Dikalangan kaum sufi, urutan maqam-maqam ini berbeda-beda. Sebagian mereka merumuskan maqam-maqam dengan sederhana, seperti rangkaian maqam qana’ah berikut ini. Tanpa qana’ah, tawakal tidak akan tercapai; tanpa tawakal, taslim tak akan ada;tanpa tobat, inabah tak akan ada; tanpa wara’, zuhud tak akan ada.

Sementara itu, Al-kalabadzi dalam bukunya At-ta’arruf li mazhab Al-tasawwuf menjadiakn tobat sebagai kunci ketaatan, kemudian zuhud,sabar,faqr,tawadhu, khauf, takwa, ikhlas, syukur, tawakal, rida, yakin,zikir, uns, qarb, dan mahabbah.

Disamping istilah maqam, terdapat pula istilah hal, istilah hal yang dimaksud disini adalah keadaan atau kondisi psikologis ketika seorang sufi mencapai maqam tertentu. Menurut Al-Thusi, keadaan(hal) tidak termasuk usaha latihan-latihan rahaniah(jalan). Diantara contoh hal (keadaan) adalah keterpusatan diri (muraqabah) kehampiran, atau kedekatan (qarb), cinta (hubb), takut (khauf), harap (raja), rindu (syauq), intim (uns), tentram (thuma’ninah), penyaksian (musyahadah), dan yakin.

Para sufi sendiri secara teliti menegaskan perbedaan maqam dan hal, maqam menurut mereka, ditandai oleh kemapanan.sementara jhal mudah hilang. Makam dapat dicapai seseorang dengan kehendak dan upayanya. Sementara hal dapat diperoleh seseorang tanpa disengaja.

A. MAQAM-MAQAM DALAM TASAWUF

1. Tobat

Kebanyakan sufi menjadikan tobat sebagai perhentian awal dijalan menuju Allah. Pada tingkat terendah, tobat menyangkut dosa yang dilakukan jasad atau anggota-anggota badan.sedangkan pada tingkat menengah,disamping menyangkut dosa yang dilakukan jasad, tobat menyangkut pula pangkal dosa-dosa, seperti dengki, sombong, dan riya. Pada tingkat yang lebih tinggi, tobat yang menyangkut usaha pada tingkat terakhir, tobat berarti peneyesalan atas kelengahan pikiran dalam mengingat Allah. Tobat pada tingkat ini adala penolakan terhadap segala sesuatu selain dapat yang memalingkan dari jalan Allah.

2. Zuhud

Dilihat dari maksudnya, zuhud terbagi menjadi tiga tingkatan pertama (terendah), menjauhkan dunia ini agar terhindar dari hukuman diakhirat. Kedua, menjauhi dunia dengan menimbang imbalan diakhirat. ketiga, (tertinggi) mengucilkan dunia bukan karena takut atau karena berharap, tetapi karena cinta kepada Allah belaka. Orang yang berada pada tingkat tertinggi ini akan memendang segala sesuatu, kecuali Allah, tidak mempunyai arti apa-apa.

3. Faqr (fakir)

Faqr dapat berarti sebagai kekurangan harta dalam menjalani kehidupan didunia. Sikap faqr penting dimiliki oleh orang yang berjalan menuju Allah, karena kekayaan atau kebanyakan harta memungkinkan manusia lebih dekat kepada kejahatan, dan sekurang-kurangnya membuat jiwa tertambat pada selain Allah.

4. Sabar

Sabar, menurut Al-Ghazali, jika dipandang sebagai pengekangan tuntunan nafsu dan amarah, dianamakan sebagai kesabaran jiwa (ash-shabr an- nafs), sedangkan menahan terhadap penyakit fisik, disebut sebagai sabar badani (ash-shabr al-badani). Kesabaran jiwa sangaaat dibutuhkan dalam berbagai aspek. Misalnya, untuk menahan nafsu makan dan seks yang berlebihan.

5. Syukur

Syukur diperlukan karena semua yang kita lakukan dan miliki didunia adalah berkat karunia Allah. Allah-lah yang telah memberikan nikmat kepada kita, baik berupa pendengaran, penglihatan, kesehatan, keamanan, maupun nikmat-nikmat lainnya yang tidak terhitung jumlahnya.

6. Rela (rida)

Rida’ berarti menerima dengan rasa puas terhadap apa yang dianugerahkan Allah SWT. Orang yang rela mampu melihat hikmahdan kebaikan dibalik cobaan yang diberikan Allah dan tidak berburuk sangka terhadap ketentuan-Nya. Bahkan, ia mampu melihat keagungan, kebesaran, dan keMahasepurnaan Dzat yang memberikan cobaan kepadanya sehingga tidak mengeluh dan tidak merasakan sakit atas cobaan tersebut. Hanyalah para ahli ma’rifat dan mahabbah yang mampu bersikap seperti ini.

7. Tawakal

Tawakal merupakan gambaran keteguhan hati dalam menggantungkan diri hanya kepada Allah. Dalam hal ini Al-Ghazalimengaitkan tawakal dengan tauhid, dengan penekanan bahwa tauhid berfungsi sebagai landasan tawakal.

B. HAL-HAL DIJUMPAI DALAM PERJALANAN SUFI

v Waspada dan Mawas Diri (Muhasabah dan Muraqabah)

v Cinta (Hubb)

v Berharap dan takut (Raja dan Khauf)

v Rindu (Syauq)

v Intim (Uns)

C. METODE IRFANI

Potensi untuk memperoleh ma’rifat telah ada pada manusia. Persoalannya adalah apakah ia telah memenuhi prasarana atau praasyaratnya? Salah satu syaratnya antar lain adalah kesucian jiwa dan hati.

Untuk memperoleh kearifan atau ma’rifat, hati(qalb) mempunyai fungsi esensial, sebgaimana yang diungkapkan ibnu Arabi dalam fushus Al-Hikam-nya:

Yang artinya: “ Qalb dalam pandangan kaum sufi adalah tempat kedatangan kasyf dan ilham. Ia pun sebagai berfungsi sebagai alat untuk ma’rifat dan menjadi cermin yang memantulkan (tajalli) makna-makn keagaiban.

Dengan demikian, qalb berpotensi untuk berdialog dengan Tuhan, inilah yang dimaksud Al-Ghazali dengan ungkapan bahwa diluar akal dan jiwa, terdapat alat yang dapat menyingkap pengetahuan yang gaib dan hal-hal yang akan terjadi dimasa mendatang. Disamping melalui tahapan-tahapan maqamat dan ahwal, untuk memperoleh ma’rifat seseorang harus melalui upaya-upaya tertentu, seperti berikut ini:

1. Riyadhah
2. Tafakur
3. Tazkiyat An-Nafs
4. Dzikrullah

Related Articles :


Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Facebook

0 komentar:

Posting Komentar

 



"Terima kasih sudah berkunjung"

KUMPULAN ARTIKEL & HADIS-HADIS ROSULULLOH Copyright © 2010 LKart Theme is Designed by Lasantha